MEDIAIN.ID – Pasar mobil listrik dunia tengah menyaksikan perubahan besar. Perusahaan mobil asal China, Build Your Dreams (BYD), kini mendominasi pasar mobil listrik Global, bahkan melampaui Tesla merek Amerika Serikat (AS) yang selama ini dianggap sebagai pionir EV (electric vehicle). Dominasi BYD ini tercapai meskipun dikenai tarif impor lebih tinggi dibanding Tesla.
Menurut data terbaru dari Jato Dynamics, penjualan BYD di Eropa pada April 2025 melonjak hingga 359% dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara di Inggris, angka peningkatan mencapai 400%. Sebaliknya, penjualan Tesla di benua biru itu justru anjlok 49% dalam periode yang sama.
Tarif impor mobil BYD ke Uni Eropa saat ini dikenakan 17,4%, sedangkan Tesla hanya 7,8%. Meskipun kena pajak lebih besar dibandingkan Tesla, mobil-mobil BYD justru lebih laku dipasaran.
Menurut Laporan dari Morningstar menyebutkan bahwa pendapatan bersih Tesla di pasar Eropa anjlok sebesar 71% tahun ini. Di China yang merupakan pasar mobil listrik terbesar di dunia, penjualan Tesla juga turun hingga 50%. Padahal, China menyumbang sekitar 60% total konsumen mobil listrik global.
Eropa dan China tak lagi ramah bagi Tesla, satu-satunya pasar yang masih cukup stabil adalah Amerika Serikat yang kini pun disebut-sebut mulai stagnan. Tak heran, investor pun mulai beralih. Saham Tesla sepanjang 2025 dilaporkan turun 31%, sementara saham BYD justru naik 46%.
Keberhasilan BYD tak cuma soal harga murah dan subsidi dari pemerintah China. Kini, BYD juga bersaing dari sisi fitur. Salah satu terobosan mereka adalah teknologi pengisian daya ultra cepat, yang memungkinkan mobil diisi daya hanya 5 menit untuk jarak tempuh hingga 400 km. Bandingkan dengan Tesla Supercharger yang butuh 10 menit untuk 275 km.
Fitur autopilot ala BYD yang dinamakan Guts Eye juga makin populer. Tak seperti Tesla yang mengenakan biaya langganan sekitar USD 99 per bulan, fitur ini diberikan gratis bahkan pada model-model murah BYD. Bahkan fitur-fitur seperti penghangat dan pendingin kursi, rem darurat otomatis, navigasi AI, hingga parkir otomatis juga tersedia tanpa biaya tambahan atau gratis.
Tak hanya faktor persaingan, turunnya pamor Tesla juga dipicu oleh masalah internal. CEO Elon Musk berulang kali menjanjikan model Tesla murah, namun hingga kini belum terwujud. Keterlibatan Musk dalam politik Amerika, termasuk konfliknya dengan Presiden Donald Trump, turut memengaruhi citra Tesla di mata investor dan konsumen global.
Selain itu, kebijakan balas-membalas tarif antara Amerika dan China juga memukul Tesla. Pemerintahan Trump pada April 2025 memberlakukan pajak 125% atas impor mobil listrik dari China, termasuk BYD. China pun membalas dengan tarif serupa bagi mobil listrik asal Amerika, yang membuat Tesla makin kesulitan bersaing di pasar global.
Comment