Presiden Diaspora Indonesia Network Los Angeles Kunjungi Toraja, Hidupkan Semangat Pelestarian Budaya

Oplus_131072

TORAJA UTARA, Mediain.id – Presiden Diaspora Indonesia Network Los Angeles, Butce Lie, melakukan kunjungan budaya ke Sulawesi Selatan, khususnya ke Kabupaten Toraja Utara, dalam rangka lawatan silaturahmi dan pelestarian warisan leluhur.

Dalam kunjungan ini, ia didampingi Ariella Hana Sinjaya, Pendiri Yayasan Anak Bangsa Berakhlak Mulia sekaligus Ketua Persatuan Masyarakat Kristen Indonesia Timur (PMKIT) Sulsel.

Setibanya di Bandara Lagaligo, Palopo, rombongan disambut secara resmi oleh Putera-Puteri Kebudayaan Toraja Utara bersama perwakilan Dinas Pariwisata yang ditugaskan langsung oleh Bupati Toraja Utara.

Salah satu agenda utama adalah kunjungan ke Museum Londorundun, yang dipimpin oleh Oma Beatrix Bulo, maestro budaya, tokoh masyarakat, sekaligus Ketua Lansia Toraja Utara.

Museum ini menyimpan berbagai artefak bersejarah, mulai dari perhiasan adat, kain tenun bangsawan, senjata tradisional, alat musik, hingga peninggalan era VOC dan Dinasti Ming.

Oma Beatrix memaparkan makna dari sejumlah koleksi penting, di antaranya Kandaure (perhiasan pinggang untuk penari bangsawan), Patoko (kalung khas pria bangsawan), kain tenun tua bercorak simbol status keluarga, pakaian perang dari kayu besi, serta peralatan upacara adat Rambu Solo berusia ratusan tahun.

Sebagai tanda kehormatan, Oma Beatrix mengenakan ikat kepala adat kepada Butce Lie dan memberikan kalung adat kepada Ariella sebagai simbol persaudaraan.

“Saya tidak mencari kekayaan, saya hanya menjaga harta warisan leluhur,” tegas Oma Beatrix

Butce Lie menyampaikan kekagumannya terhadap sosok Oma Beatrix. “Energi dan dedikasi Oma adalah teladan bagi generasi sekarang,” ujarnya.

Ariella juga mengapresiasi Owen Pasulun, pemuda Gen Z yang ikut menjemput rombongan dan mengatur pakaian adat.

Selain museum, rombongan juga mengunjungi sejumlah destinasi budaya, seperti upacara adat Rambu Solo, Tongkonan Kete Kesu dan Kuburan Patane, Goa Alam Londa, Menhir Bori Parinding, serta Pasar Hewan Rantepao yang dikenal sebagai pasar hewan terbesar di Asia Tenggara. Lawatan berlanjut ke situs prasejarah Leang-Leang di Maros dan Kampung Kajang di Bulukumba.

Di sela kegiatan, Butce Lie mengajak para pemandu makan malam dan berkaraoke bersama.

“Kunjungan ini bukan hanya promosi budaya, tapi juga sentuhan kehidupan yang membekas di hati,” pungkasnya.

Comment