Penjualan Mobil Lesu, Gaikindo Imbau Pabrikan Tunda Rekrut Karyawan Kontrak Baru

Penjualan Mobil Lesu, Gaikindo Imbau Pabrikan Tunda Rekrut Karyawan Kontrak Baru

Penjualan Mobil Lesu, Gaikindo Imbau Pabrikan Tunda Rekrut Karyawan Kontrak Baru

Penjualan Mobil Lesu, Gaikindo Imbau Pabrikan Tunda Rekrut Karyawan Kontrak Baru

Jakarta, Mediain.id – Lesunya penjualan mobil di Indonesia membuat Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mengimbau produsen otomotif menahan diri untuk tidak menambah karyawan kontrak. Langkah ini diambil untuk menghindari pemutusan hubungan kerja (PHK) di tengah permintaan pasar yang sedang menurun.

Ketua Umum Gaikindo, Yohannes Nangoi, menjelaskan bahwa imbauan tersebut merupakan respons atas permintaan pemerintah, khususnya Kementerian Perindustrian (Kemenperin), yang menginginkan agar pabrikan otomotif tetap mempertahankan tenaga kerja yang ada tanpa melakukan PHK massal.

“Kami berusaha agar tidak ada penambahan karyawan kontrak sementara waktu. Rekrutmen kami hentikan dulu dan bertahan dengan sumber daya yang tersedia,” ujar Nangoi, Sabtu (9/8/2025).

Ia menambahkan, produsen harus memaksimalkan tenaga kerja yang sudah ada untuk menjaga efisiensi operasional. Jika sebelumnya perekrutan karyawan kontrak dilakukan secara rutin, untuk sementara proses tersebut dihentikan hingga kondisi pasar membaik.

“Kami mengusahakan ini karena berkali-kali Menperin mengimbau supaya tidak terjadi PHK, meskipun kami cukup terdampak oleh penurunan penjualan,” ungkapnya.

Penjualan Turun Hampir 10 Persen

Data Gaikindo menunjukkan, penjualan mobil baru pada semester I 2025 mengalami penurunan signifikan dibanding periode yang sama tahun lalu. Penjualan retail, yakni langsung ke konsumen, tercatat sebanyak 390.467 unit, turun 9,7 persen dari 432.605 unit pada periode yang sama di 2024.

Sementara itu, penjualan wholesale atau distribusi dari pabrik ke dealer turun 8,6 persen menjadi 374.740 unit, dari sebelumnya 410.020 unit. Angka ini menunjukkan tekanan nyata pada industri otomotif nasional, yang juga berimbas pada rencana perekrutan tenaga kerja.

Arahan Menperin: Jangan Naikkan Harga, Jangan PHK

Sebelumnya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita secara khusus meminta tiga produsen mobil besar asal Jepang — Toyota, Suzuki, dan Daihatsu — agar tidak menaikkan harga kendaraan maupun mengurangi jumlah tenaga kerja di Indonesia.

Permintaan ini disampaikan Agus saat menghadiri World Expo 2025 di Osaka, Jepang. Ia menekankan pentingnya menjaga stabilitas harga dan mempertahankan lapangan kerja di sektor otomotif, mengingat industri ini menjadi salah satu penopang utama perekonomian nasional.

“Maka itu, saya secara khusus meminta agar tidak ada kenaikan harga mobil dan tidak ada PHK di Indonesia. Ini penting demi menjaga daya beli masyarakat dan menjaga lapangan kerja di sektor otomotif,” ujar Agus.

Menurutnya, jika harga mobil naik atau terjadi pengurangan tenaga kerja, dampaknya bisa memicu gejolak di sektor otomotif dan mengganggu daya beli masyarakat.

Industri Otomotif Harus Bertahan di Tengah Tekanan

Dengan kondisi pasar yang sedang lesu, produsen otomotif dihadapkan pada tantangan berat untuk mempertahankan kinerja dan lapangan kerja. Imbauan Gaikindo untuk menunda penambahan karyawan kontrak diharapkan menjadi solusi sementara untuk menghindari PHK massal, sembari menunggu pemulihan daya beli konsumen.

Gaikindo optimistis bahwa dengan menjaga stabilitas harga dan memaksimalkan sumber daya manusia yang ada, industri otomotif Indonesia tetap bisa bertahan dan pulih ketika kondisi ekonomi membaik.

Comment