MAKASSAR, Mediain.id – Tim Ahli UPT Halal Centre Universitas Muslim Indonesia (UMI) melakukan audiensi dengan Wali Kota Makassar untuk memperkuat sinergi dalam edukasi dan pendampingan sertifikasi halal, khususnya bagi pelaku UMKM di Kota Makassar, Selasa (19/8/2025).
Pertemuan ini dipimpin oleh Ketua UPT Halal Centre UMI, Muhammad Nusran bersama sejumlah tim ahli yang terdiri dari akademisi internal UMI dan pakar eksternal, di antaranya Aslam Katutu, Prof. Sudirman Numba, Ismail Suardi Wekke, Asri Tadd, Wahyu Suhardji, Firmansyah dan Sitnah Aisyah Marasabessy.
Dalam audiensi tersebut, Muhammad Nusran menekankan pentingnya kesadaran masyarakat terhadap kehalalan produk di tengah derasnya arus globalisasi dan modernisasi.
Menurutnya, banyak konsumen mengabaikan label halal, bahkan tidak memperhatikan proses produksi dan sumber bahan.
“Padahal, Al-Qur’an dan hadis telah menegaskan agar kita hanya mengonsumsi yang halal dan baik, karena dari situlah keberkahan hidup bermula,” ujarnya.
Wali Kota Makassar juga menyoroti persoalan serupa. Ia mencontohkan sejumlah produk nonhalal yang beredar dan digunakan tanpa disadari, seperti sikat gigi berbahan bulu babi.
Saat ini, pengawasan produk halal secara resmi dilakukan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) di bawah Kementerian Agama sesuai UU Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal.
Kehadiran UPT Halal Centre UMI disebut sebagai langkah strategis untuk mendukung BPJPH melalui edukasi dan pendampingan sertifikasi halal.
UPT Halal Centre UMI saat ini memiliki lebih dari 600 anggota, mayoritas mahasiswa, yang aktif di lapangan untuk mendampingi pelaku usaha dalam proses sertifikasi halal dan memberikan sosialisasi kepada masyarakat.
Dalam pertemuan tersebut, pihak UPT Halal Centre UMI mengusulkan kerja sama dengan Pemkot Makassar, meliputi pendampingan Proses Produk Halal (PPH) dan penerbitan sertifikat halal bagi pelaku UMKM.
Beberapa program strategis yang diperkenalkan antara lain Duta Halal (bekerja sama dengan masjid dan sekolah), pembentukan ekstrakurikuler sadar halal, pendirian kantin halal di instansi, serta pengembangan halal tourism mencakup makanan, minuman, penginapan, dan layanan lainnya.
Anggota tim ahli, Aslam Katutu yang juga pengurus Ikatan Saudagar Muslim Indonesia (ISMI) Sulsel, menambahkan bahwa Makassar sebagai kota kuliner perlu memperkuat citranya melalui jaminan kehalalan.
“Makassar bisa dikenal bukan hanya karena ragam kulinernya, tetapi juga sebagai kota kuliner yang terjamin kehalalannya,” kata Aslam, penulis buku Saudagar Dunia Akhirat.
Comment