Guru Besar UNM : Seragam Gratis sebagai Simbol Kesetaraan dalam Pendidikan

MAKASSAR, MEDIAIN.ID – Kisah hidup Prof. Sukardi Weda adalah contoh nyata bahwa tidak ada batasan bagi siapa saja yang memiliki tekad kuat. Terlahir dari keluarga petani di desa terpencil di Sulawesi Selatan.

Prof. Sukardi berhasil menembus dunia akademik meski dihadapkan dengan berbagai keterbatasan. Kini, dengan enam gelar magister di berbagai bidang, ia bukan hanya menjadi akademisi terkemuka, tetapi juga inspirasi bagi banyak orang.

Prof. Sukardi menempuh perjalanan pendidikan yang luar biasa. Tidak hanya menyelesaikan program sarjana, ia berhasil meraih enam gelar magister di bidang Bahasa Inggris, Manajemen Pendidikan, Sosiologi, Manajemen Stratejik, Dakwah dan Komunikasi, serta Administrasi Publik.

Semua pencapaian tersebut diraih melalui kerja keras dan semangat pantang menyerah.

Sebagai seorang akademisi dan praktisi pendidikan, Prof. Sukardi memberikan dukungan penuh terhadap program Seragam Gratis untuk siswa SD dan SMP yang digagas oleh Walikota Makassar, Munafri Arifuddin dan Wakil Walikota Aliyah Mustika Ilham. Menurutnya, program ini adalah langkah konkret dalam mewujudkan pendidikan yang inklusif dan merata bagi seluruh anak bangsa.

“Pendidikan adalah hak setiap anak, bukan hak istimewa bagi mereka yang mampu. Program Seragam Gratis bukan sekadar memberikan pakaian, tetapi simbol keadilan dan kesempatan yang sama untuk semua anak,” ungkap Prof. Sukardi, setelah menguji Mahasiswa Pascasarjana di Makassar, Senin (21/7/2025).

Program ini, menurut Prof. Sukardi, tidak hanya meringankan beban keluarga miskin, tetapi juga membuka akses pendidikan dasar 9 tahun yang lebih luas.

Ia menekankan bahwa pendidikan adalah hak dasar yang harus dijamin bagi setiap anak, tanpa terkecuali.

Prof. Sukardi Weda sendiri adalah contoh hidup dari filosofi tersebut. Dengan semangat dan dukungan kebijakan yang tepat, ia membuktikan bahwa setiap anak di Indonesia berhak mendapatkan kesempatan yang sama untuk sukses, terlepas dari latar belakang mereka.

“Seragam mungkin hanya sepotong kain, tapi bagi anak yang kurang mampu, itu adalah tiket untuk meraih masa depan yang lebih baik. Pendidikan untuk semua, tanpa kecuali,” tegasnya.

Comment