Viral! Turis Diusir dari Hotel di Pekalongan Gegara Tolak Bayar Biaya Tambahan
Pekalongan, Mediain.id – Sebuah video viral memperlihatkan seorang tamu hotel diusir oleh staf di Pekalongan, Jawa Tengah, gara-gara menolak membayar biaya tambahan di luar tarif yang tertera di aplikasi pemesanan daring.
Video tersebut diunggah oleh pemilik akun TikTok @ramasahid, Muhammad Sahid Ramadhan, pada Jumat (15/8/2025). Rekaman itu memperlihatkan dua staf hotel mengetuk pintu kamar sebelum akhirnya meminta Rama untuk keluar.
Tamu Keberatan Ada Biaya Tambahan
Rama yang juga mengunggah video klarifikasi menyebut dirinya kecewa karena diminta membayar biaya tambahan saat check-in, padahal harga kamar sudah dibayar penuh melalui aplikasi.
“Ternyata setelah check-in saya diminta biaya tambahan. Saya sering menginap di hotel dan tidak pernah ada pengalaman seperti ini. Karena saya menolak, akhirnya malah diusir,” ujar Rama.
Rama mengaku akhirnya memilih pindah hotel pada malam yang sama.
Klarifikasi Manajemen Hotel
Perwakilan hotel, Ariyesti, menjelaskan bahwa pihaknya memiliki kebijakan harga minimal Rp150 ribu per kamar. Jika harga di aplikasi lebih rendah, maka tamu diminta menutupi selisihnya.
Dalam kasus Rama, harga kamar yang dipesan Rp130 ribu sehingga ada selisih sekitar Rp10 ribu. “Promo dari aplikasi itu di luar sepengetahuan kami. Kami minta tamu konfirmasi ke pihak aplikasi, tapi beliau menolak,” kata Ariyesti, Kamis (14/8).
Ia menambahkan status check-in Rama belum tercatat di sistem, namun kunci kamar sempat diberikan karena staf merasa tertekan. Terkait pengembalian dana, pihak hotel menegaskan tidak bisa mengembalikan uang secara tunai karena pemesanan dilakukan via aplikasi.
PHRI: Dipicu Perbedaan Harga Promo
Ketua PHRI Kota Pekalongan, Trias Wahyu Arditya, mengatakan pihaknya sudah melakukan klarifikasi ke kedua belah pihak. Menurutnya, masalah muncul akibat perbedaan tarif promo di aplikasi yang tidak diinformasikan ke hotel.
“Hotel punya standar harga Rp150 ribu, sedangkan lewat aplikasi tamu hanya bayar Rp130 ribuan. Jadi selisih sekitar Rp10 ribu inilah yang jadi masalah,” ujarnya.
Trias menambahkan, promo aplikasi biasanya berupa potongan harga atau penukaran poin menjadi voucher, yang kadang tidak diketahui pihak hotel. “Ini pembelajaran agar ada transparansi harga. Kami sudah minta pengelola hotel menyelesaikan kasus ini dengan baik,” tegasnya.
Hingga kini, pihak hotel mengaku masih berupaya menghubungi Rama untuk penyelesaian masalah secara kekeluargaan.
Comment