Hilang 12 Hari Usai Kecelakaan, Warga Bulukumba Ditemukan Tewas dengan Luka Misterius

GOWA – Seorang warga asal Bulukumba, Sanupo (43), ditemukan tewas setelah 12 hari dinyatakan hilang usai terlibat kecelakaan menabrak pejalan kaki di Dusun Parigi, Kecamatan Tinggi Moncong, Kabupaten Gowa, Kamis (1/5/2025).

Peristiwa ini memicu protes keluarga yang menuding pihak kepolisian lamban menangani laporan dan misteri kematian Sanupo kini menunggu titik terang.

Menurut keterangan keluarga, insiden terjadi saat Sanupo dalam perjalanan menuju kampung istrinya di Desa Tamalatea, Dusun Pattene, Kecamatan Manuju. Ia berangkat bersama istrinya dengan kendaraan berbeda. Mereka sempat berpisah ketika sang istri berhenti mengisi bahan bakar di SPBU Malino.

“Jam 8 sampai di rumah, saya cek Facebook, siapa tahu ada yang kenal ini anak orang Bili-bili. Di situ saya lihat unggahan tentang kecelakaan, langsung saya ke lokasi. Tapi sampai di sana, om saya tidak ada,” ungkap ipar Sanupo, Sitti Faridah, saat ditemui di Polres Gowa, Jumat (15/8/2025).

Faridah mengaku mendatangi lokasi setelah melihat informasi di media sosial. Namun, keberadaan Sanupo tidak diketahui. Warga sekitar hanya menyebut korban sempat diamankan oleh seseorang bernama Dg Hasan setelah kecelakaan terjadi.

“Nabilang orang di situ, waktu kejadian ada yang selamatkan namanya Dg Hasan yang amankan,” jelasnya.

Situasi sempat memanas setelah pihak keluarga korban yang ditabrak, Dg Kammisi, datang mengamuk ke lokasi.

“Dia sudah dibawa istirahat di rumahnya, tapi tidak lama kemudian ada anaknya korban yang ditabrak datang mengamuk, ada yang bawa sapu, ada yang bawa besi,” tambah Faridah.

Keluarga mengaku telah melaporkan peristiwa ini ke Polsek Tinggi Moncong pada 2–3 Mei 2025, sehari setelah kejadian. Namun mereka menilai tidak ada tindak lanjut berarti dari pihak kepolisian.

“Kami hanya diminta sabar, tidak ada upaya maksimal untuk mencari,” kata keluarga korban, Muhammad Lutfi.

Selama hampir dua pekan, keluarga melakukan pencarian mandiri tanpa bantuan aparat. Hingga akhirnya, jasad Sanupo ditemukan pada Senin (12/5/2025) di pinggir sungai bersama sebilah badik.

“Coba bukan saya yang cari, mungkin sampai sekarang belum ditemukan karena polisi tidak ada yang mau bergerak waktu itu,” ucap Lutfi.

Hasil otopsi mengungkap korban meninggal sekitar sembilan hari sebelum ditemukan, dengan 29 luka memar dan patah tulang di tubuhnya. Temuan ini menambah kecurigaan keluarga bahwa ada yang janggal dari peristiwa tersebut.

“Banyak sekali kejanggalan sejak kejadian. Yang pertama, ada yang amankan (Sanupo), tapi tidak jelas ke mana, CCTV semua rusak. Kami juga dihalangi mencari waktu tanggal 3 Mei 2025,” tegas Lutfi.

Hingga saat ini, Polres Gowa belum dapat mengungkap kejadian tersebut.

“Saat ini kami sedang menunggu hasil perkembangan penyidikan di Polres Gowa yang sudah terbilang tiga bulan dan belum mendapat titik terang mengenai siapa sebenarnya di balik kematian Sanupo ini,” tambahnya.

Keluarga Sanupo menyesalkan minimnya perhatian dan bantuan dari aparat kepolisian serta pemerintah setempat. Mereka berharap kasus ini diusut tuntas agar peristiwa serupa tidak terulang.

“Kami hanya ingin keadilan. Jangan sampai kejadian seperti ini terulang lagi,” tutupnya.

Comment